Teladan saja tidak cukup


Teladan saja tidak cukup
Oleh: Agus Mulyadi
Dewasa ini bangsa kita sedangkan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang cukup memprihatinkan. Berbagai kasus berkaitan dengan moralitas bangsa hampir tidak pernah absen dari media. Mulai dari pembunuhan, tindak asusila, kenakalan remaja, tawuran, narkoba dan sebagainya menjadi bahan pembicaraan hampir di setiap sudut kota. Seakan-akan menggambarkan begitu kritisnya kondisi bangsa ini.
Nilai-nilai moral yang agung seakan sudah menjadi barang langka yang sukar didapat di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran agama, norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Mulai dari pejabat sampai lapisan masyarakat paling bawah,   
Tugas Guru
Tugas mendidik walaupun identik dengan guru dan sekolah, namun keluarga juga memiliki sumbangsih dan peranan yang sangat penting. Bahkan lebih dari apa yang guru lakukan di sekolah yang sangat terbatas, ruang dan waktu. Namun kesemuanya itu memiliki satu tujuan yang sama, yakni membentuk kepribadian atau karakter anak seutuhnya sebagaimana misi dari penerapan kurikulum baru tahun 2013.
Mendidik juga bukan sekedar proses transfer ilmu dari guru kepada murid saja (pembelajaran satu arah) atau pendidikan model banking yang sering dikritisi Paulo Freire dan tokoh-tokoh pendidikan lainnya. lebih dari itu, mendidik sejatinya mencakup keseluruhan proses, seperti mengajar, mengarahkan, dan membimbing anak didik. Terutama dalam penanaman karakter murid. Dalam hal ini guru menjadi salah satu faktor kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Sebab gurulah yang banyak berinteraksi secara langsung bersama murid selama berada di sekolah. Maka dari itu, guru harus benar-benar menguasai betul pendidikan dengan komprehensif. Mulai dari materi, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi murid dan sekolah.
Keteladanan
            Metode dalam Purwadarminto, 1999:767 diartikan sebagai cara yang teratur dan terfikir baik-baik demi mencapai tujuan. Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, murid dan lingkungan atau sumber belajar yang ada di sekolah. Penentuan metode yang baik tentu akan berdampak baik juga kepada murid, sedangkan kurang memperhatikan metode dalam proses pembelajaran tentu akan berimplikasi kurang baik terhadap hasil pembelajaran di sekolah.
Dalam pembentukan karakter murid salah satu metode yang paling ampuh adalah keteladan atau uswah dalam bahasa arab. Yakni menjadikan guru sebagai role model murid dalam segala hal, baik ucapan maupun tingkah laku. Sopan dalam bertindak dan santun dalam bertutur menjadi keharusan dalam penerapan metode ini. Tutur kata, tingkah laku, sopan santun atau unggah ungguh yang ditunjukkan guru dalam bersosialisasi di sekolah akan memberikan berpengaruh besar terhadap perkembangan karakter anak didik. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah peribahasa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Apapun yang dilakukan guru di sekolah akan dilakukan oleh murid-muridnya. Maka benar adanya jika murid dikatakan sebagai duplikat atau kopian dari gurunya.  
            Keteladanan sangat baik diterapkan di sekolah. Namun kondisi murid yang heterogen bukan tidak mungkin bisa menghambat tujuan mulia dari penerapan metode ini. Untuk itu, arahan-arahan tetap harus diberikan kepada murid-murid yang belum bisa menangkap atau memahami pendekatan tersebut. #telp.08812825053 #agusgondez86@gmail.com

Pintu Surga ada Delapan (8) mau masuk dari pintu yang manakah kamu?!

Surga dapat dimasuki bagi siapa saja yang memenuhi syarat. Mereka dapat masuk dari pintu mana saja yang telah disediakan. Terdapat delapan p...