Membangun Kesadaran Anak Dalam Berlalu Lintas

Membangun Kesadaran Anak Dalam Berlalu Lintas

Oleh Agus Mulyadi
Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lagi-lagi musibah kecelakaan lalu lintas kembali terjadi disejumlah daerah. Bus Sumber Kencono kembali meminta tumbal jiwa, tepatnya didaerah magetan jawa timur kemarin. akibat kelalaian tersebut korban pun tak terhindarkan, selain itu didaerah lain, daerah puncak Cisarua Bogor juga terjadi kecelakaan yang banyak memakan korban.

Tentunya kita juga masih ingat betul bagaimana peristiwa kecelakaan yang terjadi di Ibu kota belum lama ini. Dalam tragedy tersebut mobil Xenia yang ditunggangi oleh Apriyani yang pada saat itu dikatakan dalam kondisi yang tidak sehat karena pengaruh obat-obatan menabrak sejumlah pengguna jalan dan berakibat jatuhnya beberapa korban jiwa. Tidak berhenti sampai disitu saja, beberapa kecelakaan transportasi udara pun tak luput dari tragedy.

Praktis hal semacam ini menyisakan berjuta pertanyaan dalam benak kita. Bagaimana hal semacam ini bisa terjadi jika mereka taat dan patuh kepada rambu-rambu di jalan? Apa sebenarnya yang menjadikan kasus semacam ini tidak berkurang dan malah bertambah banyak? Adakah yang salah dengan transportasi di negeri ini?

Ada beberapa alasan yang sering terkuak dalam kasus-kasus kecelakaan yang menewaskan hingga beberapa korban jiwa, mulai dari ketelodaran sang sopir, konstruk jalan yang memang tidak mendukung, rambu-rambu yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya dan bahkan diakibatkan oleh kerana pengemudi disinyalir dalam pengaruh obat-obatan dan atau minuman. Jika boleh penulis kelompokan sebab terjadinya kecelakaan yang akhir-akhir ini banyak terjadi di negeri kita disebabkan oleh beberapa factor yaitu teknis dan non teknis.

Dari segi teknis kecelakaan dengan latar belakang kondisi kendaraan yang tidak laik jalan atau kurangnya ketelitian dalam melakukan pengecekan sebelum jalan kerap terjadi. selain itu juga kepemilikan SIM untuk saat ini pun masih menyisakan masalah. Dan masih banyak lagi factor-faktor lain yang perlu diperhatikan.

Kemudian dari sisi non teknis sendiri, kondisi pengemudi yang terkadang kurang mendukung namun terlalu dipaksakan sehingga kecelakaan pun tak terhindarkan. Dan yang terakhir marak dibicarakan adalah diketemukannya bukti bahwa disejumlah kecelakaan yang terjadi ditengarai karena pengemudi berada dibawah pengaruh obat-obatan atau minuman. Hal ini sangat tragis dan jika dibiarkan saja akan dapat mengancam jiwa manusia atau penumpang serta pengguna jalan lain.

Pentingnya Etika Berlalu Lintas
Meningkatnya jumlah kasus kecelakaan disejumlah daerah menjadikan kita miris. Bagaimana tidak ancaman kehilangan jiwa ada didepan mata jika tidak menggubris atau menjalankan etika dalam berlalu lintas. Kita sepatutnya sadar akan bahaya tersebut untuk kemudian mulai berhati-hati dalam menggunakan jalan, sehingga tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Akan tetapi kesadaran seperti ini saja tidak cukup, pemerintah mustinya mulai berfikir untuk mengevaluasi semua ini. Jika perlu wawasan dan pemahaman akan pentingnya etika dalam berlalu lintas dimasukan dalam materi pembelajaran disekolah-sekolah sejak dini.

Nampaknya falsafah jawa yang mengatakan “Alon-alon waton klakon” senyatanya telah terbukti. Yang lebih jelasnya adalah segala sesuatu harusnya dijalankan dengan penuh kehati-hatian dalam segala hal termasuk berlalu lintas. Dalam budaya jawa memang prinsip tersebut sangatlah penting karena jika dibenturkan dengan perilaku masyarakat sekarang dalam memakai jalan sangat memperihatinkan. Disamping kondisi jalan, kepemilikan SIM yang tidak semestinya dan juga perangkat rambu-rambu yang tidak berfungsi lagi juga mempengaruhi.

Dalam jurnal Gemari edisi 112/ tahun XI/ Mei 2010, Ki Sugeng Subagyo mengatakan bahwa “kesadaran akan berlalu lintas harus ditanamkan sejak dini, caranya dengan memberikan teladan dan pemahaman kepada siswa, untuk itu diperlukan sosok teladan yang senantiasa dapat memberikan contoh yang baik bagi murid-muridnya dalam beretika dijalan”. Beliau merujuk kepada ucapan Ki hajar Dewantara yang mengatakan bahwa hakikat pembelajaran adalah nitheni, nirokke dan nambahi. Yang dalam bahasa sederhananya adalah pentingnya factor keteladanan. Artinya sebagai seorang pendidik harus benar-benar sadar akan pentingnya etika berlalu lintas dijalan. Dari itu diharapkan akan ada semacam transformasi kesadaran kepada anak didik untuk mengikuti mereka dalam hal taat kepada aturan lalu lintas, seperti tidak ugal-ugalan, kebut-kebutan dan atau melanggar marka jalan yang dari itu semua dapat membahayakan keselamatan orang lain. Output seperti inilah yang diharapkan dari pendidikan karakter tentang berlalu lintas, tidak lain agar siswa/ anak didik dapat mengerti, merasakan dan melaksanakan aturan-aturan, etika dan sopan santun dalam berkendara dijalan raya.

Jika kita cermati memang benar apa yang dikatakan oleh wakil ketua majelis ibu Pawiyatan taman siswa Yogyakarta ini. Kesadaran dalam berlalu lintas seyogyanya ditanamkan kepada siswa atau anak sejak dini. Hal tersebut dilakukan guna memberikan pemahaman dan penyadaran terhadap mereka dan efek jangka panjangnya akan dapat menekan tingkat kecelakaan dijalan raya karena semua element masyarakat mulai berhati-hati, peduli kepada diri sendiri dan orang lain dijalan.

Namun demikian pemerintah juga harus segera melakukan perbaikan terhadap system transportasi di Negara ini, memperbaiki kerusakan-kerusakan sarana transportasi, dan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat melalui aparatnya agar selalu berhati-hati dalam berlalu lintas. agusgondez86@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pintu Surga ada Delapan (8) mau masuk dari pintu yang manakah kamu?!

Surga dapat dimasuki bagi siapa saja yang memenuhi syarat. Mereka dapat masuk dari pintu mana saja yang telah disediakan. Terdapat delapan p...